Monday, June 30, 2008

Halitosis Bikin Tengsin


Halitosis adalah bau napas tak sedap yang berasal dari dalam mulut. Bau ini disebabkan oleh faktor luar maupun dalam.

“Win, ai lop yu...,” ucap Triman dengan mendekatkan mulutnya ke arah wajah Wina, cewek yang ditaksirnya selama 2 tahun ini. Harap-harap cemas mendapat balasan yang membahagiakan dari Wina, Triman justru mendengar kata-kata dari Wina, “Tri, maaf ya...mulutmu kok bau banget. Wah, halitosis tuh...” Tak pelak, Triman pun malu bukan kepalang, runtuh semua kepercayaan dirinya.

Halitosis adalah bau napas tak sedap yang berasal dari dalam mulut. Bau ini disebabkan oleh faktor luar maupun dalam. Faktor luar itu antara lain adanya sisa makanan di dalam mulut. Sedangkan faktor dari dalam yang menyebabkan halitosis dapat berupa karies gigi, radang kronis pada saluran pernapasan, dan gangguan pencernaan. Celah-celah tonsil yang terinfeksi dapat terisi oleh sisa-sisa makanan dan lendir hingga menyebarkan bau tak sedap alias “bau naga”.


Bakteri Penghasil “Bau Naga”
Makanan yang kerap berpengaruh terhadap bau mulut adalah makanan berbau tajam yang dapat diserap aliran darah dan dibawa ke paru-paru. Udara di paru-paru dikeluarkan sehingga mulut kita pun menghasilkan bau mulut yang keluar dari saluran pernafasan dan pencernaan kita.

Banyak orang tak menyadari bahwa bau mulut tak sekadar berasal dari makanan mereka santap namun juga bisa muncul karena adanya bakteri atau kuman yang banyak hidup di dalam dan di antara celah-celah kecil di permukaan lidah dan gigi. Di dalam mulut, ada lebih dari 400 juta lebih kuman yang mengeluarkan gas belerang ( volatile sulfur compounds ) setelah memproses sisa makanan. Nah, gas tersebutlah yang menyebabkan bau mulut menjadi tidak sedap.

Selain itu, bau mulut juga dapat disebabkan karena buruknya kebersihan mulut, penyakit gusi, diet tak teratur, mulut kering ( xerostomia ), konsumsi alkohol, makanan berbau tajam, rokok, penyakit sinus dan infeksi pernapasan, lapar, dan usia. Perubahan hormon pada masa haid dan ovulasi juga dapat menyebabkan halitosis.

Penelitian medis juga membuktikan bahwa bau mulut dapat merupakan tanda-tanda dari beberapa penyakit kronis, seperti sirosis (pengerasan hati), gangguan fungsi ginjal, dan diabetes. Bau mulut bisa juga disebabkan oleh penyakit yang tidak kronis, misalnya gangguan paru-paru. Pasien bronkhitis kronis, dengan penyakit paru-paru obstruksi di mana biasanya telah terjadi infeksi-infeksi sekunder, biasanya juga menderita halitosis.

Ramuan Kuno Penghilang “Bau Naga”
Tidak hanya manusia jaman sekarang yang sudah mengalami